Tuesday, October 16, 2012

Hidupku, Pancasilaku



Di dalam hidup, sebagai Warga Negara Indonesia, saya selalu menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam menjalani kehidupan sosial. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, dari kalimat itu saya belajar untuk dapat menanamkan sikap toleransi dalam beragama. Sikap ini sering saya praktekkan dikehidupan sosial saya seperti di sekolah/kampus, karena disana banyak teman-teman saya memeluk agama yang berbeda-beda.

Pada sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Saya belajar untuk menjadi manusia yang mempunyai sopan santun dan adat istiadat. Saya sering mempraktekkan sikap itu dirumah, sekolah/kampus, dijalan dan disetiap saya bertemu dengan orang lain. Sikap yang sering saya tamankan yaitu, saya selalu menghormati orang lain yang lebih tua dari saya, selalu tersenyum, selalu menjaga cara bicara dan sikap saya kepada semua orang. Salah satu contohnya, ketika saya ingin bertanya sesuatu kepada teman, tetapi teman saya sedang berbicara dengan orang lain, saya selalu menunggu disaat yang tepat untuk bertanya. Namun apabila pertanyaan itu sangat penting, saya akan meminta maaf karena saya telah memotong pembicaraan mereka dan menjelaskan alasan saya bersikap seperti itu.

Lalu di sila ketiga, Persatuan Indonesia. Saya sangat menyukai kalimat pada sila ketiga ini, karena menurut saya semboyan “Bineka Tunggal Ika” termasuk didalam sila ini, “walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Saya bersyukur mempunyai teman-teman yang berasal atau mempunyai keturunan dari daerah yang berbeda-beda, karena ini dapat menambah pengetahuan saya. Saya akui Indonesia sangat kaya atas ragam budaya, bahasa, suku, ras dan lain sebagainya. Saya dapat belajar berbagai bahasa dan adat dengan teman-teman saya, diantaranya: jawa, medan, padang, batak dll. Dan saya pun ingin sekali mengetahui seluk beluk asalnya masyarakat batak maupun masyarakat lainnya yang mempunyai “Marga”. Nah dari situ sudah dapat disimpulkan kalau Indonesia memang memiliki warga masyarakat  yang bersatu, karena “Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh”.

Selanjutnya pada sila keempat, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Bisa dikatakan saya telah mengamalkan salah satu nilai luhur Pancasila di dalam keluarga saya. Keluarga saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah dengan cara bermusyawarah, dengan bermusyawarah tersebut masalah yang sedang terjadi bisa terselesaikan dengan baik dan membuahkan solusi yg baik pula. Dengan bermusyawarah kami juga dapat belajar menghargai perbedaan pendapat di dalam keluarga kami sendiri. Saya juga sering kali mendapatkan perbedaan pendapat dengan teman-teman saya dalam mengambil keputusan. Saya dan teman-teman saya pun sering bermusyawarah untuk mendapatkan keputusan yang tidak memberatkan pihak manapun.

Dan yang terakhir sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dari kalimat itu di dalam kehidupan sosial, saya selalu berusaha untuk bersikap adil terhadap keluarga, saudara, teman dan yang lainnya. Adil dalam hal memberikan kasih sayang, perhatian dan sebisa mungkin dapat memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan. Saya tidak ingin bersikap tidak adil atau pilih kasih terhadap sesama, dengan begitu saya dapat belajar bagaimana tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain. Kita semua sama, sama-sama makhluk sosial yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan sosial.

No comments:

Post a Comment